Selasa, 31 Maret 2009

Bunga Rosellah U Kesehatan & Peningkatan Ekonomi Masyarakat


Solok Selatan,


Ketika kesibukan aktifitas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar tidak ada, maka seluruh guru SD Negeri 07 Sungai Duo dibawa binaan Kepala Sekolahnya Zulni Anafia, S.Pd berupaya untuk ikut terlibat melakukan pembudidayan tanaman bunga jenis rosellah di lokasi kebun sekolah.

Menurut Zulni didampingi guru disekolah itu saat Singgalang berkunjung kesekolah yang terisolir tersebut minggu lalu mengatakan bahwa, kegiatan ini selain untuk megajak murid untuk mengerti tentang pemamfaatan lahan kosong, juga untuk mengenalkan murid sekolah tersebut terhadap bunga rosellah yang bisa bermamfaat untuk dijadikan minuman kesehatan tubuh. Diantara jenis penyakit yang bisa disembuhkan dengan meminum the rosellah tersebut adalah penderita penyakit darah tinggi, kolesterol, bahkan bisa juga untuk melansingkan tubuh.

Selain Zulni Anafia, salah seorang warga Sungai Duo Kecamatan Pauh Duo Sri Munarti yang telah membudidayakan bunga Rosellah tersebut kepada Singgalang menuturkan penanaman bunga rosellah di Sungai Duo sudah dapat diterima oleh memasyarakat. Buktinya disetiap lahan penduduk telah banyak ditanam, bahkan melalui kelompok tani yang ada di sini juga telah dilakukan pembudidayaannya.

Diharapkan tanaman bunga rosellah yang jika dijual ke pasar harganya cukup membantu perekonomian masyarakat dengan harga satu kilonya bisa mencapai Rp. 250 ribu. Sekarang menurut Sri Munarti, tinggal dukungan dari pihak Pemda Solok Selatan untuk pengembangannya, sebagai pengganti tanaman lainnya yang saat sekarang harganya merosot, seperti karet, kopi dan hasil tanaman komoditi lainnya

Wakil Bupati Solok Selatan Drs. H. Nurfirmanwasyah, Apt,MM didampingi Wakil Ketua TP. PKK Solok Selatan Dra. Hj. Daslinar dan Pejabat dilingkungan Pemda Kabupaten dan Kecamatan Pauh Duo. saat meninjau pembibitan dan pengeringan bunga rosellah secara swadaya tersebut sangat memuji upaya pihak sekolah dan pihak masyarakat di Sungai Duo dalam upaya pengembangan tanaman tersebut.

Semoga saja, upaya pihak SD 07 Sungai Duo dan masyarakat Sungai Duo pembudidayakan rosellah ini akan dapat pula membantu perekonomian masyarakat, dan dapat juga dijadikan minuman kesehatan ditengah-tengah kesulitan uang untuk biaya berobat.

Pemda nantinya, menurut Nurfirmanwansyah akan menugaskan instansi terkait untuk mendukung usaha yang sedang dilakukan oleh banyak pihak di Sungai Duo ini. Sehingga dapat berkembang dan menambah perbaikan perekonomian masyarakat ditengah krisis globalisasi saat kini.405

Artikel

BERCITA-CITA INGIN ” UNQUALIIED OPINION”

**. OLEH ; YENNI EVITA, SE, Akt



Beberapa waktu silam BPK RI telah melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan khususnya di kabupaten/kota di Sumatera Barat. Hasil yang disampaikan masih belum memuaskan, pada umumnya opini yang diberikan adalah Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) dan sebagian kecil Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) .
Menurut SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) maupun SAK (Standar Akuntansi Keuangan) ada beberapa opini yang dapat diberikan terhadap hasil audit suatu Laporan Keuangan adalah : 1) Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) yaitu berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan laporan keuangan telah bebas dari kesalahan atau kekeliruan yang memadai, 2) Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) yaitu opini diberikan meskipun ada kekeliruan namun kesalahan atau kekeliruan tersebut secara keseluruhan tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, 3) Tidak Wajar (Adverse Opinion) yaitu berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material atau laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan yang sebenarnya, 4) Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) yaitu auditor tidak bisa menyakini bahwa laporan keuangan benar atau salah, ini terjadi karena auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan dan menyatakan apakah laporan keuangan sudah disajikan dengan benar atau salah.
Patut dicermati demi kebaikan kelangsungan jalan pemerintahan di Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat hasil dari opini yang diberikan oleh auditor eksternal pemerintah (BPK RI) . Perlu berbesar hati untuk menerima “ ”Opini Qualified dan khususnya Disclaimer “ . Ada beberapa hal yang mengakibatkan BPK memberi opini Disclaimer pada Pemda Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat : disamping ada beberapa Kabupaten baru hasil pemekaran, SDM yang adapun belum memadai dari segi kwalitas dan kuantitas, kelemahan sistem dan prosedur akuntansi (belum sesuai SAP) dan proses penyusunan laporan keuangan masih manual , pengendalian interen yang belum memadai serta aset belum dikelola dengan baik.
Namun perlu adanya suatu gebrakan baru dengan didukung komitmen seluruh jajaran baik level pembuat kebijakan sampai pelaksana kegiatan untuk bertekad menjadi lebih baik kedepan. Banyak faktor yg harus dibenahi, mulai dari SDM yang harus ditempatkan sesuai dengan basic ilmu yg di miliki, kuantitas yang diperlukan untuk bisa menghandel pekerjaan yang diemban (professional). Ada beberapa hal penting yang perlu diperbaiki diantaranya “System Akuntabilitas Kinerja yang terintegritas dengan sistem perencanaan strategis, sistem penganggaran dan sistem akuntansi pemerintah” yg dimulai dari : Sistem Perencanaan/Strategic Plan yang diatur dengan (UU No 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan kinerja dan anggaran kementrian/lembaga, Annual Budget Request/system anggaran (UU NO 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, PP 20/04 tentang RKP (Rencana Kerja Pemerintah) & PP 21/2004 tentang penyusunan RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) kementrian/lembaga, system pengukuran kinerja (PP 58/2004), system perbendaharaan/Performance & Financial Report (UU 1/2004 tentang perbendaharaan negara, PP 8/2006 tentang sistem akuntabilitas kinerja intansi pemerintah, ,kepmenpan 29/02 tentang Pedoman Pengurusan Pertanggung jawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah ), system evaluasi (PP 39/06 tentang tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan).
Apabila laporan keuangan yang dihasilkan telah akurat, maka sangat berpengaruh dalam mengambil kebijakan oleh pucuk pimpinan serta pihak yang berkepentingan. Sehingga hasil dari pemeriksaan eksternal yang dilakukan oleh audito BPK RI akan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion). Maka akan mencerminkan Good Governance (Pemerintahan Yang Baik) . Untuk itu ada pihak-pihak yang memiliki peran penting untuk bisa mewujudkan hal tersebut yaitu pemerintah sebagai pelaksana kegiatan/eksekutif , DPRD/legislatif, serta pengawasan internal/eksternal pemerintah serta masyarakat . Diharapkan kerja sama yang baik diantara pihak yang berkepentingan, dengan mencarikan solusi setiap permasalahan yang timbul.

** Putri Kelahiran Solok Selatan dan Sekarang bekerja di BPKP Perwakilan Sumatera Barat di Padang.

Memudarnya ABS-SBK

***. Oleh : Nelgus Yefri, S.Sos, M.Si

Islam masuk ke Minangkabau setelah masuknya Hindu dan Budha, yang membawa pengaruh terhadap perkembangan adat. Perbenturan antara adat dan syara’ pada waktu pertama kali penyebaran Islam di Minangkabau adalah dalam bidang sosial khususnya yang menyangkut sistem kekerabatan yang menentukan bentuk perkawinan, kediaman dan pergaulan.
Adat menganut sistem matrilineal, sedangkan syara’ menganut sistem patrilineal. Dalam tempat tinggal, adat mempunyai sistem matrilokal (menetap di keluarga istri), sedangkan Islam berpolakan sistem patrilokal (menetap di keluarga suami). Walaupun adat dan syara’ bersumber dari dua budaya yang berbeda tetapi secara fundamental memiliki kesejalanan cara pandang. Adat adalah ajaran kehidupan bersifat filosofokal-kultural yang menawarkan kearifan budaya dengan berguru kepada alam dan bersifat kauniyah dengan pepatah “alam takambang jadi guru”. Syara’ secara filosofikal adalah norma dan paradigma yang berorientasi transedental dan bersifat Qauliyah yang mengacu pada alquran dan hadist.
Adat yang berdasarkan kepada alam takambang jadi guru merupakan suatu cara pendekatan kebenaran melalui pendekatan alam yang bersifat epistemologis positivistik yang dikonstruksikan melalui pengetahuan empirik dalam memahami kenyataan, dan hal ini lebih bersifat kepada hal yang duniawi dan material. Sedangkan agama lebih cenderung melihat kebenaran melalui pendekatan epistemologis relasional yang menjembatani kenyataan duniawi dengan kenyataan akherat dan menggunakan paradigma alquran. Tetapi dalam memahami kenyataan alam duniawi materil, selalu dikaitkan dengan kehidupan sesudah mati yang bersifat immateril. Pada tahap ini adat dan agama mempunyai perbedaan dalam melihat kenyataan duniawi (profan) dan ukhrowi (sakral).
Kronologis terinternalisasinya adat dan syara’ yang mempunyai paradigma berbeda dalam menjalani kehidupan ada tiga tahap yaitu: pertama; adat dan syara’ berjalan sendiri-sendiri dalam batas yang tidak saling mempengaruhi. Masyarakat Minangkabau menjalankan agamanya dalam bidang akidah dan ibadah, tetapi menyangkut kehidupan sosial adat dipakai sebagaimana kata pepatah adat bersendi alur dan patut, syara’ bersendi dalil. Kedua; salah satu pihak menuntut haknya pada pihak lain hingga keduanya sama-sama diperlakukan tanpa menggeser kedudukan yang lain. Pada masa ini adanya toleransi dari kaum agama terhadap kaum adat, sehingga kehidupan sosial masyarakat masih mengerjakan hal-hal yang bertentangan dengan agama seperti adu ayam dan minum tuak. Ketiga; datangnya ulama Minangkabau dari Mekkah yang menghendaki pemurnian agama (paham puritan Islam) dari unsur-unsur adat yang bertentangan dengan agama, sehingga menimbulkan konflik terbuka antara kaum adat dan kaum agama yang puncaknya keluar konsensus yang dicapai antara kedua belah pihak yang diadakan di Bukik Marapalam yaitu adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, syara’ mangato, adat mamakai. Sehingga dalam perkembangan selanjutnya antara adat dan agama telah terinternalisasi dan dijadikan standar baku untuk acuan hidup bagi masyarakat Minangkabau.
Namun saat ini adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah yang telah melekat pada identitas keminangan seseorang sudah mengalami perubahan yang mengarah pada pemudaran dalam tatanan bermasyarakat dan pola perilaku.
Tidak berfungsinya surau yang terjadi sekitar tahun 80-an merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap pemudaran aplikasi adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Di samping itu pengaruh kehidupan modern yang berorientasi pada pemikiran ilmiah rasional tidak dapat dihindarkan oleh masyarakat minangkabau. Pada akhirnya ajaran agama dan adat tidak lagi menjadi acuan utama dalam menjalani kehidupan. Akibatnya seperti yang dikatakan Johnson (1994), bahwa keteraturan sosial lama hancur berantakan dan menghilang dengan cepat dan tidak jelas apa yang menggantikannya, sistem kepercayaan tradisional yang dulunya memberikan arti pada hidup dalam mengontrol dan mengarahkan perilaku, menjadi rusak oleh munculnya pendekatan ilmiah dan sejumlah ideologi baru.
Memudarnya adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah di Minangkabau tidak terlepas dari dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam adat itu sendiri yang saling berkaitan, apabila salah satu faktor sudah berubah atau ditinggalkan maka akan mempengaruhi faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar adat seperti politik, ekonomi, dan sistem pemerintahan.

a. Faktor internal
1. Adat minangkabau bersifat terbuka dan adaptif.
Masyarakat Minangkabau bukanlah tipe masyarakat yang tertutup, karena lebih bisa beradaptasi dan menerima perubahan atau ide-ide baru. Hal ini terungkap dari pepatah yang mengatakan, sakali aie gadang, sakali tapian barubah, sakali musim batuka, sakali caro baganti, adat dipakai baru, kain dipakai usang. Ini menunjukkan bahwa adat itu sendiri bisa berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan zaman. Adat itu sendirilah yang menyebabkan masyarakatnya tidak teguh dan kuat dalam memegang adat dan mengamalkannya dalam kehidupan. Selain itu adat minangkabau bersifat tutur bukan tulis, dalam penyampaian kepada generasi berikutnya secara lisan bukan secara tertulis/otentik. Sehingga masyarakat minangkabau sulit mencari aturan baku tentang adat yang tertuang dalam falsafah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.

2. Hilangnya institusi surau
Surau merupakan institusi pendidikan adat dan agama bagi laki-laki minangkabau, yang merupakan aset lokal secara kultural. Ada tiga fungsi surau yaitu: pertama; surau merupakan tempat istirahat bagi kaum laki-laki pada malam hari, kedua; surau merupakan tempat belajar dan menimba ilmu terutama pendidikan agama dan adat. Ketiga; surau merupakan tempat berkumpul dan bermusyawarah dalam membahas suatu permasalahan oleh suatu kaum.
Tetapi seiring dengan berubahnya pola keluarga minangkabau dari keluarga komunal matrilineal ke keluaraga inti/batih, menyebabkan anak laki-laki tidak lagi di surau tetapi sudah di rumah orang tuanya. Akhirnya surau sebagai tempat pendidikan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah sudah ditinggalkan dan beralih ke institusi pendidikan formal yang sekuler.

3. Hilangnya fungsi rumah gadang
Masyarakat minangkabau menganut sistem matrilineal yang tinggal secara berkelompok/keluarga luas (extended family) dalam sebuah rumah gadang, dan merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat. Adapun fungsi rumah gadang antara lain; pertama, fungsi pendidikan bagi perempuan. Menurut Freud sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, rumah gadang banyak berperan dalam menanamkan struktur kepribadian dasar bagi anak-anak terutama dalam pembentukan kepribadian di kemudian hari. Kedua; fungsi pengenalan hubungan sosial kekerabatan. Rumah gadang merupakan tempat untuk memperkuat dan mempererat hubungan kekerabatan keluarga, karena yang tinggal dalam satu rumah gadang terdiri dari beberapa kepala keluarga, hal ini akan memperkuat ikatan kekerabatan keluarga minangkabau. Ketiga; berfungsi sebagai sanksi sosial dan kontrol sosial. Rumah gadang merupakan tempat untuk mengontrol perilaku kaum atau suku yang ada dalam rumah gadang. Semua anggota kaum/suku yang ada di rumah gadang mempunyai hak untuk mengontrol perilaku anggotanya yang bertentangan dengan agama maupun adat. Apabila ada pelanggaran, maka sanksi dilakukan secara musyawarah dalam rumah gadang oleh niniek mamak, hal ini sesuai dengan pepatah bahwa malu surang malu sanagari, malu yang alun bisa dibagi. Keempat; fungsi politik. Rumah gadang merupakan tempat bagi legitimasi kekuasaan mamak terhadap kemenakannya. Mamak mempunyai kekuasaan yang luas dalam mengatur kemenakan-kemenakannya. Segala keputusan berada ditangan mamak, baik yang menyangkut masalah kaumnya di rumah gadang maupun hubungan dengan kaum/suku lain di luar rumah gadang. Kelima; fungsi kepemimpinan. Dalam rumah gadang perempuanlah yang memimpin dan mempunyai peran sentral, tetapi hanya yang menyangkut masalah-masalah domestik seperti pengelolaan harta warisan, mendidik anak, dll. Keenam; fungsi ekonomi. Rumah gadang tidak bisa terlepas dari keberadaan rangkiang yang biasanya dibangun disamping rumah gadang. Hal ini merupakan simbol ekonomi dan status/jaminan sosial bagi kaum/suku yang tinggal dirumah gadang tersebut. Ketujuh; fungsi kebudayaan. Rumah gadang merupakan tempat pelaksanaan perayaan adat seperti pengangkatan datuk, musyawarah adat/suku, upacara perkawinan, upacara kematian, dll.
Hasil pengamatan dilapangan, sekarang ini sudah banyak keluarga minang yang telah meninggalkan rumah gadang dan membangun rumah sendiri. Ini berarti masyarakat minang telah beralih dari keluarga luas (extended family) yang matrilineal (mamak mempunyai peran sentral) ke kelurga inti (nuclear family) yang cenderung patrilineal yaitu ayahlah yang mempunyai peran sentral. Dengan adanya perubahan ini mengakibatkan terputusnya fungsi-fungsi rumah gadang yang melunturkan pola masyarakat komunal matrilineal dan mengakibatkan semakin memudarnya adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.

4. Hilangnya fungsi mamak
Menurut Geertz bahwa dalam masyarakat matrilineal minangkabau hubungan mamak dan kemenakan merupakan hubungan yang saling mengikat. Ini sesuai dengan pepatah adat yang mengatakan anak dipangku, kemenakan dibimbiang. Hal ini berarti kewajiban mamak tidak hanya terhadap anaknya, tetapi lebih juga berkaitan erat dengan kemenakannya, karena mamak mempunyai kewajiban mengatur kaumnya, mendidik kemenakan, melindungi harato sako dan pusako agar tidak berpindah tangan. Tetapi, kenyataan sekarang yang terjadi justru sebaliknya, mamak lebih mempunyai andil dalam penjualan harato sako dan pusako yang tujuannya untuk kepentingan ekonomi dan individual. Di lain pihak hubungan ayah dan anak semakin kuat, hubungan mamak dan kemenakan semakin luntur karena telah berkurangnya peranan keluarga komunal matrilineal dengan ditinggalkannya fungsi rumah gadang.
Menurut Firman dalam disertasinya, hilangnya fungsi mamak disebabkan oleh beberapa hal yaitu; pertama; adanya kesempatan mamak bekerja di luar sektor pertanian, sehingga mempunyai penghasilan yang dapat diberikan untuk anak isteri. Kedua; adanya keinginan mamak untuk mendapatkan status sebagai sumando mamak rumah artinya sumando yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup keluarga. Ketiga; adanya perubahan sistem pemerintahan dari nagari sebagai kesatuan adat dan pemerintahan terkecil di minangkabau menjadi desa, sehingga posisi mamak mulai goyah untuk menyelesaikan permasalahan kaumnya. Keempat; adanya budaya merantau yang mengakibatkan longgarnya ikatan mamak dan kemenakan. Ketujuh; faktor ekonomi yang menyebabkan mamak membagi-bagi harta pusaka yang dulunya merupakan kepemilikan bersama (komunal matrilineal) menjadi kepemilikan individu.


5. Hilangnya fungsi tanah ulayat sebagai pusako tinggi dalam kaum/nagari
Tanah ulayat/pusako tinggi merupakan alat pengikat bagi keluarga komunal matrilineal yang ada di minangkabau mempunyai dua fungsi yaitu; sebagai social asset dan economic asset. Fungsi social asset adalah sebagai pengikat kaum/suku. Dengan adanya tanah ulayat/pusako tinggi, maka suatu kaum merasa terikat satu sama lain, dan setiap suku berhak mengontrol perilaku anggota sukunya, sehingga kontrol sosial maupun sanksi sosial masih dipertahankan. Fungsi economic asset adalah dengan adanya tanah ulayat maka dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga komunal matrilineal, karena dapat menjamin kehidupan keluarga komunal matrilineal secara turun temurun.
Tetapi sekarang tanah ulayat sudah diperjualbelikan, sehingga hilangnya fungsi tanah ulayat, akibatnya privatisasi tanah semakin berkembang di nagari-nagari Minangkabau.. apabila tanah ulayat sudah kehilangan fungsi, maka keterikatan secara komunal matrilineal mulai hilang, hal ini mengakibatkan kontrol sosial dan sanksi sosial mulai melemah dan longgar, dan aplikasi adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah semakin memudar.

6. Berubahnya pola kepemimpinan
Pola kepemimpinan di Minangkabau adalah pola kepemimpinan tradisional, yaitu pola kepemimpinan adat dan ulama. Pemimpin adat dan ulama merupakan pemimpin yang dihormati dan dihargai dalam masyarakat serta menjadi agent of education dalam pendidikan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Tetapi pola kepemimpinan ini perlahan berubah dan digantikan oleh pola kepemimpinan formal rasional yaitu birokrasi pemerintahan. Diberlakukannya UU Nomor 5 tahun 1979, yang merubah pemerintahan nagari ke pemerintahan desa. Walinagari dipilih oleh masyarakat nagari secara musyawarah dan mufakat, sedangkan pemimpin desa merupakan pemimpin yang legal-rasional, yang dipilih oleh masyarakat melalui pemungutan suara. Sehingga hal ini menurut Naim mengakibatkan perubahan nilai kepemimpinan dari egaliter-demokratis-horizontal-solidaritasisme menjadi hirarkis-patrinalistik-vertikal-individualisme.

7. Budaya merantau
Menurut Muchtar Naim merantau telah ada sejak abad keenam. Merantau mencakup enam kriteria yaitu: pertama; meninggalkan kampung halaman, kedua; dengan kemauan sendiri, ketiga; untuk jangka waktu lama, keempat; dengan tujuan mencari penghidupan (mambangkik batang tarandam), kelima; dengan maksud kembali pulang, keenam; merantau merupakan lembaga sosial yang telah membudaya seperti dispiritkan oleh adat Minang yaitu; karatau madang dihulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, di kampuang paguno balun. Sementara disisi lain pepatah juga mengatakan dima bumi dipijak, disitu langik dijunjuang. Dengan adanya budaya marantau maka filosofi adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah mulai ditinggalkan, karena adat di tempat marantaulah yang dipakai. Merantau juga mengakibatkan peninggalan terhadap adat, karena adanya budaya egaliterian. Merantau juga merupakan agent of cultural transmission yang maksudnya merantau merupakan penyalur arus budaya dari asal ke rantau dan dari rantau ke asal. Akibatnya terjadilah pemudaran terhadap adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Dengan semakin banyaknya mamak yang merantau, maka mengakibatkan kontrol sosial melemah. Disinilah letak “menduanya” adat minangkabau, dimana secara adat laki-laki minangkabau dispiritkan untuk merantau, tetapi disisi lain seorang mamak juga harus bertanggungjawab kepada kaum dan kemenakannya.

b. Faktor eksternal
1. Faktor politik dan pemerintah
Pemerintah dengan UU No. 5 tahun 1979, tentang pembentukan desa yang berlaku di seluruh nusantara termasuk merombak nagari menjadi desa. Di Minangkabau pemerintah terendah adalah nagari yang menyatu dengan pimpinan adat nagari. Seorang wali nagari menjabat dua fungsi yaitu sebagai kepala pemerintahan terendah dan sebagai ketua adat dalam salingka nagari. Status dari nagari-nagari bersifat otonom yang mempunyai ketentuan adat tersendiri dan berbeda dengan nagari lainnya atau disebut juga dengan adat salingka nagari. Nagari merupakan lembaga sosial politik tertinggi yang tidak tergantung pada nagari lainnya. Adanya campur tangan pemerintah yang ingin “menguasai” masyarakat adat mengakibatkan terjadinya disorientasi formulasi adat yang sebelumnya telah mapan. Menurut Niel J Smelser, dalam bidang politik sistem kewibawaan suku dan daerah yang sederhana digantikan dengan sistem pemilihan umum, kepartaian, perwakilan dan birokrasi, akibatnya masyarakat tradisional lokal memudar. Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah yang merupakan sistem kewibawaan daerah dalam mengatur pola perilaku dan kehidupan masyarakat nagari tergantikan dengan peraturan legal-formal yang bersifat rasional.

2. Faktor Ekonomi
Ekonomi merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan masyarakat modern masa kini. Segala sesuatu yang menyangkut kehidupan kekinian tidak terlepas dari perhitungan secara ekonomis. Hubungan apapun yang terjalin tidak terlepas dari kalkulasi untung rugi untuk merasionalkan tindakan sosial. Pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan pembangunan yang yang hanya menitikberatkan pada faktor ekonomi dan cenderung mengabaikan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Sehingga masyarakat minnagkabau yang merupakan masyarakat komunal matrilineal yang menitikberatkan pada kekeluargaan beralih menjadi hubungan yang tidak terlepas dari perhitungan ekonomis materil, sehingga cenderung berkembang kearah masyarakat kapitalis. Kapitalisme secara perlahan mendorong perkembangan kebudayaan menjadi kebudayaan yang homogen dalam masyarakat modern. Depersonalisasi hubungan sosial, spesialisasi ilmu pengetahuan dan kalkulasi keuntungan merupakan ciri umum yang dapat diidentifikasi dalam karakter budaya kapitalisme. Pada tingkat ini, adat dan agama tidak akan berperan dalam kehidupan manusia. Agama tidak lagi menjadi bagian dari ruang publik, tetapi sudah bergeser menjadi ruang privat, serta tidak lagi menjadi standar baku dalam menjalankan kehidupan.

3. Faktor pendidikan
Menurut Schoorl, pendidikan mempunyai peran yang paling menentukan dalam memahami dan memperbaiki fungsi masyarakat modern. Sedangkan menurut Weiner, pada keluarga modern, pendidikan anak-anak cenderung diserahkan pada sistem pendidikan formil yang sekuler. Akibatnya pendidikan adat dan agama mulai ditinggalkan. Dengan berkembangnya pendidikan terutama pendidikan formal sekuler, maka akan terjadi redefinisi dalam menjalani kehidupan, termasuk redefinisi tentang adat dan teologi. Akibatnya pendidikan surau yang merupakan pendidikan transendental tentang dunia akherat tidak lagi menjadi acuan, digantikan dengan pendidikan formal sekuler yang mengutamakan pendidikan duniawi.
Daniel Lerner menjelaskan bahwa, memudarnya masyarakat tradisional disebabkan karena masyarakat telah meninggalkan tata hidup tradisional dan beralih kepada kehidupan yang sekuler. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pendidikan yang menyebabkan terjadinya mobilitas pribadi dan mobilitas sosial, yang akhirnya masyarakat memodernisasikan diri.

***. Penulis Adalah Pemerhati Masalah Sosial Masyarakat, Kabupaten Solok Selatan.

Wabup Nurfirmanwansyah, Ingatkan Kaum Perempuan Jika Sukses


Solok Selatan,


Sukses pelaksanaan berbagai kesenian yang bernafaskan Islam hendaknya dapat pula tercerminkan dalam prilaku dan perbuatan umat Islam itu dalam kesehariannya. Bahkan, yang tidak kala penting perlunya mengutamakan pelaksanaan Shalat sebagai tiang agama dari pada berbagai kegiatan kesenian maupun tradisi keagamaan itu sendiri.

Peringatan menurut Wakil Bupati Solok Selatan Drs. H. Nurfirmanwansyah, Apt, MM adalah dalam rangka adanya keselarasan antara suksesnya berbagai kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan ibadah wajib umat Islam. Bahkan kegiatan kesenian yang bernuansa Islam, seperti kegiatan Yasinan, kesenian Qasidah, wirid Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) dan kegiatan lainnya yang mayoritas dilaksanakan oleh kaum perempuan, menurut Nurfirmanwansyah perlu juga mendapat restu dari kaum bapak.

Bahkan suksesnya tim Qasidah Solok Selatan saat mengikuti festifal Qasidah Tingkat Propinsi Sumbar yang berhasil menyabet Juara I,II, III, V dan VII baru-baru ini juga sukses para kaum bapak. Hal itu menurut Nurfirmanwansyah, karena setiap kegiatan para kaum ibu tersebut sudah barang tentu sangat perlu dukungan dari kaum bapak. Kalau tidak, mana mungkin kaum ibu dapat berlatih dan melaksanakan lomba.

Secara kondrat dalam Islam telah digariskan bahwa dalam kehidupan berrumah tangga, yang menjadi kepala keluarga tersebut adalah laki-laki. maka sudah barang tentu segala sesuatunya perlu mendapat izin dari kepala keluarga itu sendiri. Maka dari itu, keberhasilan dalam kegiatan keagaman, jangan pula diiringi dengan terjadinya perpecahan dalam kehidupan rumah tangga umat. Sehingga sukses tersebut, merupakan sukses antara kaum perempuan dan kaum laki-laki.
Salah seorang pengurus Kelompok BKMT Kecamatan Sungai Pagu Misnawati disela-sela kegiatan Festifal Qasidah di Mudiak Lolo baru-baru ini menyatakan pula, bahwa setiap kami melaksanakan kegiatan selalu mengutamakan tugas rutin dalam rumah tangga. Kalaupun ada yang terlalaikan bukanlah suatu hal yang menjadikan keluarga kami menjadi terpecah belah. Kuncinya adalah komunikasi dan saling memahmi tanggung jawab masing-masing 405

Jumat, 27 Maret 2009

Penerima DAK Tahun 2009 Solsel 117 SD Sosialisasi Dengan Berbagai Pihak


Solok Selatan,


Memasuki kegiatan Dana Alokasi Khsusus (DAK) bidang pembangunan sarana dan prasarana pendidikan tahun 2009. Dinas Pendidikan Solok Selatan dan seluruh kepala sekolah penerima bantuan kegiatan pembangunan dana DAK melakukan pertemuan dengan pengawas dan pihak penengak hukum serta dengan pihak konsultan perencana.

Kegiatan sosialisasi dan sekaligus membahas berbagai permasalahan tentang prosedur pelaksanaan kegiatan dan membahas berbagai masalah yang sering terjadi dan yang dialami oleh para pengelolah dana DAK tahun tahun sebelumnya itu menghadirkan Kacabjari Solok Selatan Yohanes Balang, SH, Pihak Polres Solok Selatan, Inspektorat, Kadis Pendidikan Solok Selatan dan Pihak Konsultan Perencana Kegiatan DAK tahun 2009.

Berbagai masalah dan yang dialami oleh para pengelolah DAK tahun-tahun sebelumnya, muncul pada saat dibukanya sesion tanya jawab. Diantaranya adanya keluhan para Kepala Sekolah, Kepala Unit Pegelolah Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan atas tindakan dari para oknum yang mengaku wartawan, LSM yang menilai pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Padahal, para pengelolah sudah berupaya bekerja sesuai dengan apa yang tertera dilembaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan DAK. Artinya pihak oknum Wartwan dan LSM tersebut dating ke sekolah hanya untuk mengatakn pekerjaan yang dilaksanakan itu salah.

Para pengelolah DAK juga merasa risih dengan adanya panggilan dari pihak-pihak penegak hukum tentang pelaksanan pekerjaan DAK. Bahkan dikesemaptan itu, para pengelolah DAK yang merupakan para Kepala Sekolah, juga mempertanyakan perlindungan hukum model apa yang bisa menyelamatkan para guru ini jika terjadi kesalahan dalam pelaksanan tugas..

Menjawab pertanyaan para peserta itu, Kacabjari Solok Selatan Yohanes Balang, SH secara umum meminta para pengelolah kegiatan pembangunan di Solok Selatan untuk bekerja dengan tenang dan harus berpedoman pada Petunjuk Teknis (Juknis) Kegiatan serta tetap mengacu pada kaidah-kaidah hukum tentang pelaksanaan dana DAK itu sendiri.

Dikesempatan itu, Yohanes Balang berjanji, selama ia berada di Solok Selatan memimpin Kacabjari Solok Selatan akan berupaya untuk menciptakan prilaku hukum dengan santun. Tidak hanya pola santun selama ia menjadi Kacabjari di Solok Selatan, namun, ia berjanji juga bahwa Kejakasaan Solok Selatan sangat terbuka untuk seluruh masyarakat dalam ranbgka mencari tahu tentang hokum dan konsultasi tentang hukum. Sehingga kegamangan banyak orang terhadap kemungkingan terjerat dengan hukum disaat melaksanakan kegiatan pembangunan akan bisa lebih diminilisir, serta terciptanya sebuah pekerjaan pembangunan di Solok Selatan yang tidak melanggar aturan hokum.

Sementara itu, Kadis Pendidikan Solok Selatan Fidel Efendi didampingi Kabid Dikdas Drs. Zulkarnain dan Pejabat Pembuat Komitemen DAK Dikdas Dinas Pendidikan Solok Selatan Fabril menjelasakan, bahwa untuk tahun 2009 ini Solok Selatan kembali mendapat dukungan dana DAK sebesar Rp. 14,859 Milyar yang diperuntukan untuk 117 SD di tujuh kecamatan yang ada di Solok Selatan. Sedangkan arah kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan diantaranya adalah pembangunan ruang kelas baru sebanyak 55 unit, rehapbilitas gedung 109 unit, WC 20 unit, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 41 unit dan Pustaka sebanyak 19 unit.

Diharapkan juga, kegiatan sosialisasi ini akan dapat dijadikan sebuah cambuk bagi para pengelolah untuk dapat bekerja dengan hati-hati, serius dan selesai pula dengan hasil yang memuaskan banyak pihak. Kuncinya, kita tidak ingin para guru di Solok Selatan ini akan menjadi korban penegak hokum akibat keslahan dalam pelaksanaan ekgiatan DAK, demikian Fidel. 405

Masyarakat Solsel Harus Arif


KPGD,


Seluruh masyarakat Solok Selatan diminta harus arif dan bijaksana dalam mengahadapi perkembangan dan kemajuan saat sekarang ini. Segala upaya dan kerja keras dari Pemda Solok Selatan untuk memajukan perekonomian dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat Solok Selatan, meski secara umum belum bisa terealisasi secara porposional. Maka diminta masyarakat harus menyikapinya dengan arif dan bijaksana.

Demikian harapan Asisten III Sekdakab. Solok Selatan Arisal, SH yang hadir mewakili Bupati Solok Selatan pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat Kecamatan KPGD di Masjid Ukuwah Ulu Suliti Kamis (26/3). Hadir pada acara tersebut Kadis Pendidikan Solok Selatan Fidel Efendi, S.Pd, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Drs. Zulkarnain, Kasi Dikdas Fabril, S.Pd, Camat KPGD Drs. Firmansyah, KUA Fahrur Raozy, S.Ag, Ka. UPTD Pendidikan beserta seluruh Kepala Sekolah, majelis guru dan pegawai dilingkungan Kecamatan KPGD, dan terlihat juga Wali Nagari Pakan Rabaa Utara Adra Surianto dan tokoh masyarakat Ulu Suliti lainnya.

Dikatakan juga, pelaksanan kegiatan yang secara bersama dan penuh kebersamaan ini hendaknya dapat dilanjutkan secara terus-menerus dalam berbagai kegiatan lainnya. Sehingga banyak hal-hal yang berat dan penuh tantangan akan dapat pula diselesaikan. Tidak ada salahnya, kedepan pola dan prilaku kehidupan masyarakat mencerminkan apa-apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu, Camat KPGD Drs. Firmanwasyah dalam sambutannya mengatakan, terlaksananya kegiatan Maulid tingkat kecamatan ini adalah berkat dukungan dan kerjasama dari UPTD dan KEpala Sekolah se Kecamatan KPGD dan dukungan dari Muspika Kecamatan KPGD dan masyarakat Ulu Suliti.

Momentum hari kelahir Nabi ini hendaknya dapat pula dijadikan oleh seluruh masyarakat dan aparatur pemerintahan kecamatan untuk intropeksi diri dalam rangka keterlibatan dan turut sertanya membangun kecamatan pintu gerbangya Solok Selatan ini. Sementara itu, Penceramah Maulid saat itu mengajak seluruh umat untuk dapat menjadikan Muhammad SAW tersebut sebagai Idola dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya sudah barang tentu akan membawa perbaikan untuk umat Islam di Solok Selatan pada umumnya di Kecamatan KPGD pada khususnya. 405

Selasa, 24 Maret 2009

Rakor Kependudukan & Capil Selasa 23 Maret 2009


Solok Selatan,


Pembangunan bila dilihat dari tujuannya, maka sangat terkait dengan masalah kependudukan. Karena kebijakan kependudukan tersebut menjadi unsure penting dalam perencanaan pembangunan, baik di tingkat Pusat maupun ditingkat daerah.

Salah satu upaya untuk pengelolaan Adimintrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil menurut Wakil Bupati Solok Selatan Drs. H. Nurfirmanwansyah, Apt, MM adalah dengan melakukan kerjasama dan menyatukan persepsi tentang kependudukan itu sendiri. Hal itu dikatakan Nurfirmanwansyah saat membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan dengan Instansi terkait dilingkungan Pemda Solok Selatan Selasa (24/3) di Wisma Umi Kalsum Muara Labuh.

Turut mengahadiri dan sekaligus sebagai nara sumber adalah Benny Kamil dari Bagian Kependudukan Biro Pemerintahan dan Kependudukan Propinsi Sumbar, Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Solok Selatan Alizar Timbalan, SH, MM. sementara peserta yang berjumlah sebanyak 59 0rang terdiri dari Camat, Wali Nagari se Solok Selatan dan instansi vertikal lainnya.

Dikatakan Nurfirmanwansyah, dengan adanya keselarasan dan kesepahaman untuk pengelolaan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang dilaksanakan secara sinergis oleh jajaran Pemerintahan. Maka terwujudlah Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara tertib dengan berpedoman pada azas taat hukum dan taat proses, untuk mendukung terwujudnya pelayanan public yang baik.

Terkait dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 pasal 82 yang menyatakan, bahwa pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), menurut Nurfirmanwansyah sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk penerapannya.

Konsekwensinya jita tidak diterapkan, maka tahun 2011 setiap dokumen yang dimiliki oleh masyarakat tanpa Nomor Induk Kependudukan (NIK), keabsahannya tidak akn diakui. Untuk itu, kepada seluruh instansi terkait dan pihak pemerintahan kecamatan dan nagari sangatlah perlu untuk sesegera mungkin menerapkan administrasi kependudukan sisitem SIAK tersebut.

Terkait pula dengan Pasal 59 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 dinayatakan pula bahwa dokumen kependudukan seperti Kartu KElaurga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bila diterbitkan harus ditanda tangani oleh Kepala Instansi Pelaksana yaitu Kepala Dinas Kepdndudukan dan Pencatatan Sipil.

Sementara itu Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Solok Selatan Alizar Timbalan, SH, MM diawal sambutannya mengharapkan dukungan dari berbagai instansi bertikal dan dukungan dari seluruh wali nagari dan camat se Solok Selatan untuk dapat mendukung adan menerapkan pelayanan administrasi kependudukan yang sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.405

Musrenbang Kecamatan Sungai Pagu 23 Maret 2009


Sungai Pagu,


Meski APBD Solok Selatan semenjak otonominya tahun 2004 selalu meningkat, dan bila diporsentasekan dengan jumlah penduduk maka dana APBD tersebut cukup besar sebagai sebuah kabupaten yang baru,. Apalagi dana untuk gaji pegawai hanya 45 % dari total APBD Solok Selatan.

Namun besarnya dana APBD untuk kegiatan pembangunan yang tersisa, belumlah bisa untuk mewujudkan harapan banyak pihak. Hal ini menurut Wakil Bupati Solok Selatan Drs. H. Nurfirmanwansyah, Apt. MM karena daerah Solok Selatan masih dihadapi masalah kekurangan berbagai sarana inprastruktur untuk mendukungan pelayanan publik secara merata di Solok Selatan.

Untuk itu, Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) mulai dari Jorong, Nagari dan ditingkat Kecamatan betul-betul dapat melahirkan usulan untuk kepentingan publik. Sehingga dana APBD Solok Selatan yang terbatas dengan kondisi saat kini akan dapat pula meloloskannya sesuai skala prioritas.

Bicara masalah kelanjutan pembangunan Pasar dan Terminal di Muara Labuh, serta pembangunan dan melanjutkan jalan ke Kandi Pasir Talang dan Jalan tembus Kambang Muara Labuh. Nurfirmanwansyah dihadapan peserta Musrenbang Kecamatan Sungai Pagu Selasa (24/3) di Gedung Nasional Muara Labuh sangat berharapkan dapat dilahirkan dalam bentuk suatu kesepakatan dan satu suara dalam usulan Musrenbang ini.

Ketakutan Nurfirmawansyah, bila dana untuk sebuah usulan kegiatan telah ditetapkan, tenyata dilapangan masih terjadi kendala, dampaknya sudah jelas akan menjadikan telambatnya kegiatan pembangunan di Solok Selatan secara umum. Untuk itu, Nurfirmanwansyah mengajak seluruh elemen masyarakat di Kecamatan Sungai Pagu hendak dapat menyatukan persepsi untuk merancang dan meprogram kegiatan pembangunan melalui Musrenbang ini.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Solok Selatan H. Syukrial Syukur Dt. Majo Basa dalam sambutannya mengingatkan Pemda Solok Selatan, terutama Tim Penyusun Anggaran Pemda Solok Selatan untuk betul-betul memahami dan mengkaji dengan benar usulan musrenbang ini.

Jangan main buang saja usulan itu, karena akan berdampak pula pada kredibilitas kami para wakil rakyat dari daerah pemilihan Sungai Pagu,. KPGD dan Pauh Duo. Karena ditengah-tengah masyarakat terkesan kami yang di DPRD yang tidak meloloskan usulan kegiatan pembangun masyarakat itu. Sepanjang hal itu wajar dan penting untuk kepentingan masyarakat banyak, kami akan segera menyetujui.

Camat Sungai Pagu dalam pengantar Musrenbang Kecamatan Sungai Pagu, juga mengajak seluruh peserta untuk dapat memberikan masukan untuk kegiatan pembangunan demi kemajuan Sungai Pagu secara khusus dan Solok Selatan secara umu. Hadir pada Musrenbang tingkat Kecamatan Sungai Pagu tersebut dari Bappeda, Pimpinan dan Utusan SKPD Pemda Solok S elatan, seluruh Muspika Kecamatan Sungai Pagu, Wali Nagari, dan Tokoh Masyarakat Sungai Pagu. 405

Senin, 23 Maret 2009

Berita Perekonomian Solok Selatan 23-03-09

Solok Selatan,

Dari 6 nagari yang telah membentuk dan yang telah mendapat bantuan untuk mendirikan Lembaga Kredir Mikro Nagari (LKMN) masing-masing nagari sebesar 307.600.000 dari Pemerintah Pusat tahun 2007 lalu. Pada tahun 2009 ini meningkat menjadi 29 Nagari yang menerimanya.

Pada tahun berjalan, 6 nagari yang telah membentuk LKMN dananya baru dicairkan separo dari pagu dana yang telah ditetapkan. Hal ini menurut Pejabat Pembuat Komitmen kegiatan tersebut Mardiana, S.Pd, MH kepada Singgalang baru-baru ini adalah karena persyaratan dari penerima bantuan belum lengkap badan hukumnya sebagai salah satu aspek syarat untuk menerima bantuan tersebut.

Kedepan diharapkan, dengan dikucurkannya dana untuk 29 nagari sebesar lebih kurang 307 juta itu, di Solok Selatan secara umum akan berkembang LKMN untuk menyehatkan perekonomian masyarakat masing-masing nagari. Untuk kesuksesan dan kelancaran pembentukan LKMN tersebut, seluruh utusan nagari yang akan menerima bantuan tersebut telah diberikan pelatihan dan petunjuk dengan mendatangkan nara sumber PINBUK dari Pemerintah Pusat.

Lebih lanjut dikatakan Mardiana, bahwa sukses program Lembaga Kredit Mikro Nagari ini di Solok Selatn juga sangat perlu dukungan dan partisipasi dari instansi terkait lainnya, seperti Dinas Koperindag, Dinas BPM& KB, Dinas Pertanian & Peternakan serta berbagi pihak lainnya untuk memberi dukungan, baik secara teknis maupun dukungan berbagai program kegiatan.405


Sungai Pagu,

Ketika banyak masyarakat petani meragukan hasil produksi tani akibat serangan berbagai hama. Ternyata Kelompok Tani Bangun Nagari dengan dukungan Kelompok Tani Perempuan Bangun Nagari dan Wanita Nagari Jorong IV Jorong Nagari Pasir Talang Kecamatan Sungai Pagu, secara swadaya melakukan program Padi Tanam Sebatang (PTS) secara swadaya.

Ketua Kelompok Tani Bangun Nagari Wadrison Dt. St. Malenggang kepada Singgalang Senin (23/3) di Muara Labuh menjelaskan, bahwa motivasi untuk melakukan penanaman PTS di luas lahan 1,5 Ha secara swadaya, karena melihat hasil PTS dikelompok tani lainnya cukup berhasil. Selain itu, yakinnya ia melakukan program PTS ini adalah dalam rangka memotivasi seluruh anggota kelompok tani dan masyarakat di Jorong IV Jorong untuk bisa melaksanakan kegiatan ini.

Dari pelajaran PTS yang telah diberikan oleh Petugas PPL, ia merasa yakin usaha dengan pola PTS ini akan bisa meminilisir masalah serangan hama penyakit padi. Karena selain memperguanakan pupuk non organic, kata Wadrison, pengelolaan PTS tersebut juga akan selalu dipandu dan dipantau lansung oleh Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian Wilayah Pasir Talang Fitmawati, S.Pt.

Sementara itu PPL Pertanian untuk wilayah kerja Jorong IV Jorong Nagari Pasir Talang Firmawati kepada Singgalang dilain kesempatan mengatakan, dengan adanya upaya masyarakat untuk melakukan swadaya PTS, kita dari pihak petugas akan memberikan rekomendasi pada pimpinan agar tahun-tahun berikutnya akan dapat menjadi perhatian pihak Kabupaten Solok Selatan.

Sisi penting dengan dilakukannya PTS secara swadaya ini menurut Fitmawati akan membawa motivasi pula kepada masyarakat dilingkungannya untuk selalu tergantung pada bantuan pemerintah saja. Selain itu, hasil dari pertanian ini dapat pula sebagai salah satu langkah untuk antisipasi kesiapan dan ketahanan pangan masyarakat nagari dimasa dating 405

Minggu, 22 Maret 2009

Maulid Nabi SAW Dengan Apel Akbar dan Arak Bungo Lamang di Kecamatan Sungai Pagu 22 Maret 2009


Sungai Pagu,


Pengenalan dan pengajaran tentang prilaku yang sesuai dengan yang dianjuran oleh Allah Swt, dan yang telah ditauladani oleh Nabi Muhammad Saw sudah seharusnya dilaksanakan mulai dari dini kepada anak-anak usia dini pula.

Upaya tersebut selain untuk antisipasi krisis moral dalam menghadapi kemajuan dan perkemangan zaman yang serba canggih dengan kemajuan teknologinya. Juga suatu kewajibatan para orang tua dan masyarakat dalam membangun generasi yang berilmu dan berbudi pekerti baik.

Demikian awal sambutan Camat Sungai Pagu Y Sastra Jhon pada apel Akbar MDA se-Kecamatan Sungai Pagu dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw 1430 Hijriah Tahun 2009 Minggu (22/3) di lapangan bola kaki Koto Baru. Terlihat menghadiri acara tersebut, Kepala KUA Sungai Pagu Novri Hutri, S.Ag, Ketua LDS Firdaus Dt. Rajo Malako Pengurus LDS, dan 29 kontingen MDA se Sungai Pagu.

Lebih lanjut Y Sastra Jhon mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw kali ini, hendaknya dapat dijadikan momentum kembangkitan para anak-anak MDA se Sungai Pagu untuk menggalang keutuhan dan kekuatan iman dalam menggapai berbagai ilmu untuk membangun negeri ini.

Disela-sela pawai bungo lamang (makan tradisional-red) Kepala Kantor Urusan Agama Sungai Pagu Novri Hutri, S.Ag didampingi Ketua LDS Firdaus Dt. Rajo Malako dan Ramudin mengatakan, bahwa peserta MDA yang mengikuti apel akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini berjumlah 29 kontingen (MDA) dari 32 MDA yang ada di Sungai Pagu.

Kegiatan ini hendaknya dapat pula dibudayakan dan dilestarikan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Sehingga ketauladanan dan kepribadian dari Rasul Umat Islam yang kita peringati hari lahirnya ini, akan dapat menghiasi dan menjadi cerminan dari kehidupan masyarakat daerah ini.405

4 Warga Solsel Tertimbun Tanah Longsor 23 Maret 2009


Solok Selatan,

Empat orang warga Malus Kenagarian Lubuk Gadang Timur Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan tertimbun longsor tanah dari hasil galian yang baru saja dikerjakan mereka secara bergontong royong Minggu (22/3). Tiga diantaranya meninggal dunia ditempat kejadian, sedangkan satu orang selamat dengankondisinya sangat kritis, dan telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan

Tiga orang warga yang meninggal akibat tertimbun tanah longsor tersebut diantaranya Iwan (55), Rusdi (46) dan Syarkawi Wk. Dt. Rajo Layie (43). Sedangkan yang selamat dan masih kritis adalah Tarmizi (30). Selain itu salah seorang korban yang meninggal Syarkawi Wk. Dt. Rajo Layie tersebut adalah calon anggota legislatife DPRD Solok Selatan dapil I Solok Selatan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Informasi yang diterima Singgalang dari lokasi kejadian, pagi minggu (22/3) warga Malus Kenagarian Lubuk Gadang Timur lebih kurang berjumlah 50 orang dibawa komando Kepala Jorong Malus Busra melaksanakan gontong royong membuat tali bandar untuk mengairi sawah mereka di dekat kelok jemabatan SS Nagari Lubuk Gadang. Tepat pukul 10.30 Wib disaat mereka masih bekerja, tiba-tiba tanah yang mereka pijak longsor dan menimbun 4 orang warga tadi.

Kejadian tanah longsor yang tiba-tiba tersebut menimbun 4 orang, yang hanya tangan korban saja keluar, jaraknya bekisar lebih kurang 100 meter. Maka untuk membantu dan mengevakuasi korban terpaksa masyarakat harus mempergunakan tali.

Melalui telefon Selularnya, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Gadang Ir Afridal kepada Singgalang menjelaskan, bahwa 3 orang korban yang bermata pencaharian petani teresbut telah disemayamkan di rumah duka. Sendangkan yang baru datang kelokasi kejadian Kabag.Op Polres Solsel AKP. Jamaris, dan Intel Kodim Solok di Koramil Sangir Sertu Abdul Rais, BA.

Kepada Singgalang Afridal manyatakan keprihatinannya atas kejadian ini. Seharusnya pekerjaan yang dilakukan masyarakat membuat tali bandar untuk mengairi lebih kurang seribu hektar sawah itu dikerjakan oleh Pemda Solok Selatan. Melihat kondisi tanah didaerah itu, seharusnya pekerjaan dikerjakan dengan peralatan yang memadai, tidak bisa dengan tenaga manusia saja.405

Rabu, 18 Maret 2009

Berita Kampanye PKS di Solsel 18 Maret 2009


Solok Selatan,


Sejak ditabuhnya gendang bertanda dimulainya masa kampanye secara serentak, di Solok Selatan yang pertama kali memamfaatkannya adalah Partai Keadilan Sejahtera. Sebelum para juru kampenye memberikan orasi politik di hadapan ribuan simpatisannya dilapangan Ujung Jalan Kecamatan Pauh Duo Rabu 18/3).

Calon anggota legislatife DPRD Propinsi Sumbar Dapil Sumbar 2 nomor 3 Hj. Daslinar dalam orasi politiknya menyatakan, kedepan sudah saatnya pemerintahan ini dapat betul-betul melaksanakan amanah yang telah diberikan oleh masyarakat sebaik-baiknya. Semua itu tentu saja bermula dari terpilihnya wakil rakyat yang betul-betul amanah dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

Sisi penting yang juga disampaikan oleh Mantan Ketua GOW Solok Selatan ini, adalah melalui pemilihan wakil-wakil rakyat tahun 2009 ini diharapkan peran serta dan keterwakilan masyarakat tersebut betul-betul terapresiasi dalamn setiap kebijakan Pemerintah. Diharapkan juga, nanti tidak akan ada lagi kita dengan sebuah berita yang mengatakan, bahwa ada anggota DPRD yang menerima amplot atau berita tentang kebejatan moral dari seorang umat Muhammad SAW.

Untuk itu, dengan majunya saya (Daslinar) membawa harapan perbaikan moral akan dapt diwujudkan dimasa-masa datang. Semua itu, tentu saja terpulang kepada seluruh masyarakat, apakah akan memilih wakil-wajil yang bermoral atau wakil-wakil yang tidak bermoral.

Selain tampilnya Hj. Daslinar pada kampanye putaran pertama di Solok Selatan itu, terlihat juga tampil Sri Munarti, Sp. Caleg untuk DPRD Solok Selatan. Selain itu, terlihat juga hadir para caleg untuk DPRD Solok Selatan, seperti Fatoni, A.md, Hasbianto, S.Pd, dan tokoh masyarakat, seimpatisan dan kader PKS se-Solok Selatan 405

Senin, 16 Maret 2009

Wabup Nurfirmanwansyah Berkunjung ke Lubuk Ulang Aling 14-03-09


Lubuk Ulang Aling Solsel ,


Kalau memang kami masih sebagai bagian dari penduduk dari sebuah Kabupaten yang bermotto “ Manaruko Basamo” , yang diusung oleh pemimpin saat ini Syafrizal-Nurfirmanwansyah. Maka sudah saatnya Pemda Solok Selatan secara umum memberikan perhatian yang sama dengan darah yang lain, kepada kami masyarakat di Lubuk Ulang Aling.

Jangan karena daerah kami sangat sulit ditempuh, karena belum adanya sarana jalan darat menjadikan daerah kami tidak bisa terperhatikan untuk bidang pembangunan, baik pisik maupun pembangunan Sumber Daya Manusia-nya. Bahkan, kami dari masyarakat Lubuk Ulang Aling sangat mendambakan untuk dapat pergi berbelanja ke Pasar di Abai atau Padang Aro yang juga sebagai Pusat Pemerintahan Solok Selatan, kata Pian salah seorang warga Pulau Panjang Nagari Lubuk Ulang Aling.

Mencuatnya permohonan masyarakat Lubuk Ulang Aling tersebut, ketika dilakukannya dialog antara masyarakat Nagari :Lubuk Ulang Induk dengan Wakil Bupati Solok Selatan Drs. H. Nurfirmanwansyah, Apt, MM Sabtu lalu di SMP 24 Satu Atap Pulau Panjang. Sangat banyak permohonan masyarakat saat itu kepada Pemda Solok Selatan melalui Nurfirmanwansyah, termasuk juga masalah perlu adanya petugas Penyuluh Pertanian didaerah itu, karena selama ini usaha pertanian mereka masih belum maksimal. Bahkan tanaman pertanian mereka akhir-akhir ini sudah pula dicabuiknyo dek simpai.

Menanggapi berbagai keluhan dan permohonan masysarakat itu, Wakil Bupati Nurfirmanwansyah berjanji akn menyikapinya untuk memerintahkan instansi di Pemda Solok Selatan agar melakukan pemetaan dan melakukan kegiatan pembangunan kedaerah tersebut dengan serius.

Nagari Lubuk Aling kata Nurfirmanwansyah adalah mutiara-nya Solok Selatan, jadi sanglah tidak mungkin untuk diabaikan begitu saja. Karena selain daerah ini memiliki potensi alam yang cukup kaya, daerah ini juga merupakan bagian dari satu kesatuan dari urusan Pemda Solok Selatan yang wajib diperhatikan dalam berbagi hal.

Diantara yang sudah dilakukan oleh Pemda Solok Selatan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah telah dibangun pula, berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan, pasar dan sarana jalan dan jembatan. Untuk sarana transportasi saja telah dianggarkan dana sebanyak 3 milyar untuk daerah ini, tukuk Ancah.405

Minggu, 15 Maret 2009

Pohon Paye Selamatkan Syaiful, Setelah 23 Hari Tersesat di Hutan Pesisir Selatan


Rona wajah Zulkifli (53) pucat, tenaganya sudah tidak ada lagi untuk bisa melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar dari ketersesatan di hutan, setelah terpisah dengan temannya 7 orang yang selamat Sabtu (21/2). Kondisi inilah yang membuat Syaiful (35) memohon izin pada Zulkifli setelah 10 hari jalan bersama-sama dan ingin pergi mencari jalan pulang ke Batang Lolo Kecamatan KPGD Solok Selatan.

Menjelang Syaiful melanjutkan perjalanan, Zulkifli sempat mengatakan bahwa untuk bisa keluar dari hutan ini menuju perkampungan masyarakat, sebaiknya dituju saja arah matahari terbenam. Ketika itu juga dikatakan, kalau sudah sampai diluar, tolong jeput saya disini. Demikian awal penuturan Syaiful kepada Singgalang Minggu (15/3) mengawali ceritanya menjelang berpisahnya dengan Zukifli (53) temannya yang sama tersesat di hutan Pesisir Selatan selama 23 hari.

Tiga belas hari sudah saya menjelajahi hutan untuk bisa mencari jalan ke perkampungan tutur Syaiful. Dihari kesepuluh itulah, dipinggir sebuah batang sungai, saya jumpai pohon paye, lalu dengan kekuatan yang tersisa saya tebang pohon itu untuk diambil umbutnya untuk makan.

Berselang setengah jam, tepatnya pukul 16.00 wib (setelah ditanyai kepada ornag yang punya jam) setelah Syaiful memakan umbut Paye dan menyusuri aliran air, baru terdengar ada orang memanggil-mangil namanya dan nama Zulkifli. Baru dari jarak 5 meter, jelas oleh saya, bahwa ada 6 orang yang mendekati saya, mereka adalah keluarga saya dan keluarga Zulkifli.

Selama dihutan 23 hari bersama Zulkifli maupun saat berjalan sendiri selama 13 hari menurut Syaiful ia hanya bisa makan umbuik rotan dan buah rotan serta rumput. Terakhir umbuik paye-lah yang mempertemukan jejaknya dengan 6 orang anggota keluarga yang telah berkali-kali mencarinya kehutan Pesisir itu.

Selamatnya Syaiful, masih menyisahkan satu orang lagi warga Kecamatan KPGD Solok Selatan masih berada di hutan. Kemaren Sabtu (14/3) menurut Bupati Solok Selatan H. Syafrizal, J sedang diupayakan mencarinya dengan dukungan Tim SAR Propinsi serta dukungan tim keluarga korban yang hilang dan masyarakat Pesisir Selatan. Semoga saja kerja tim ini akan membawa hasil yang memuaskan untuk kita semua. Afrizal Amir





Satu Dari Dua Orang Hilang di Hutan Pesisir Selatan, Selamat Jumat 13 Maret 2009


Solok Selatan,


Setelah 23 hari tersesat di hutan Pesisir Selatan dua orang warta Solok Selatan yang hilang, baru satu yang berhasil selamat, yaitu Syaiful (35). Selamatnya Syaiful, Jumat (13/3) setelah ditemuinya jejak tebangan batang baye (Pohon seperti batang pinang) oleh 6 orang keluarga Zuklkifli (masih belum ditemukan) dan keluarga istri Syaiful.

Setelah mendapat perawatan di RSUD Pesisir Selatan, atas perintah Bupati Solok Selatan H Syafrizal J. hari Sabtu (14/3) Syaiful lansung dibawa ke RSUD Solok Selatan dengan mobil ambulan RSUD Solsel. Di RSUD ini Bupati Solok Selatan H. Syafrizal. J. beserta Ny. Hj. Susnilawati Syafrizal didampingi Kasubag. TU RSUD Surya Murbantani Minggu (15/3) menyempatkan diri untuk membezuk Syaiful dan memberikan bantuan.

Tidak Bupati dan Ny Syafrizal saja yang datang serta memberikan bantuan kepada korban dan keluarga korban orang hilang itu. Wakil Ketua Komisi B DPRD Solok Selatan Handri Rose juga turut membezuk dan membawakan nasi untuk Syaiful di RSUD Solok Selatan. Terlihat juga Minggu (15/3) itu datang membezuk Syaiful, Ny. Eti Rosman Efendi (istri Sekdakab. Pesisir Selatan) dan Yon Karnedi Dt. Rajo Mulia tokoh masyarakat Pakan Rabaa.

Kepada Syaiful dan keluarganya, Bupati Syafrizal berharap agar cepat sembuh dan jangan berpikiran macam-macam untuk berobat. Sehatkan badan, dan tolong kedepan jangan lagi melakukan hal-hal yang diluar kemampuan. Silakan bekerja sesuai dengan propesi dan seuai dengan kemampuan yang dipunyai. Kepada Syaiful dan istri, Ny Sus Syafrizal berharap, agar setiap bekerja yang dianggap punya resiko tinggi, mari kita beriaya bertida (musyawarah-red). Kalau si istri mealrang untuk pergi, tolong si suami ikuti, karena takutnya akan terjadi hal-hal yang diluar dugaan kita.

Lain lagi apa yang dikatakan Handri Rose ketika itu, ia sangat berharap kepada Pemda Solok Selatan untuk dapat membantu dan memberikan dukungan dana untuk keluarga korban yang sedang berupaya mencari. Ungkapan itu dikatakan, karena ketika Handri Rose pergi ke Pesisir Selatan menjeput Syaiful, diketahui tim dari keluarga yang mencari sudah tidak mempunyai “ baka “ (persediaan makanan dan perlengkapan lainnya-red). Sementara itu, mereka (rombongan tim keluarga) harus masuk kembali untuk mencari Zulkifli yang telah ditinggal Syaiful 10 hari semenjak Jumat (13/3).

Bupati Solok Selatan Drs. H. Syafrizal J. M.Si disela-sela kunjungan ke RSUD Solok Selatan itu, menjelaskan, sejak kemaren tim SAR dari Propinsi dengan didukung oleh tim keluarga dan masyarakat Pesisir Selatan telah kembali masuk ke hutan untuk mencari Zulkifli. Kita berharap, kata Syafrizal, semoga Zulkifli dapat selamat ditemukan oleh tim pencari yang naik hari Sabtu (14/3) kemaren. Walaupun dari keterangan Syaiful, Zulkifli ditinggalkannya sudah sepuruluh hari dari Jumat kemaren dalam kondisi tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan. 405

Rabu, 11 Maret 2009

KA. KUA Sungai Pagu Ingatkan


Novri Hutri : Kelompok Yasinan & Kelompok BKMT Dilarang Dukung Calon Anggota Legislatif Pada Pemilu 9 April 2009


Solok Selatan,
Jangan perna ada satupun kelompok Yasinan atau kelompok Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang menyatakan atas nama kelompok mendukung salah satu Calon Legislatif (Caleg) atau salah satu Organisasi Partai Peserta Pemilu tahun ini.

Kalimat dukungan yang mengatas namakan organisasi kemasyarakat tersebut akan dapat merugikan banyak pihak. Salah satunya akan berdampak, terpecahnya hubungan antar kelompok Yasinan / BKMT satu Nagari/Jorong dengan kelompok dari Nagari/Jorong lainnya. Bahkan akan terjadi juga saling gesekan antar para Caleg untuk saling merebut dukungan dari kelompok tersebut.

Untuk itu, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Pagu Novri Hutri, S.Ag meminta kepada seluruh Kelompok Yasinan dan Kelompok BKMT yang ada diwilayah kerjanya Kecamatan Sungai Pagu/Pauh Duo untuk tidak menyatakan dukungan atas nama kelompok

Ungkapan itu dikatakan Novri Hutri sesaat menjelang menyampaikan Tausiah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Muqarah IV Jorong Senin (9/3). Akan tetapi jika anggota Yasinan atau BKMT atas nama pribadi masing-masing silakan saja untuk memberikan dukungan.

Bahkan kepada masyarakat Jorong IV Jorong Nagari Pasir Talang khususnya dan Kecamatan Sungai Pagu pada umumnya, Novri Hutri minta untuk dapat mensukseskan Pemilu Legislatif 9 April 2009 ini. Mari kita dukung siapa saja yang menurut masyarakat mampu untuk menjadi wakil kita di Legislatif, baik ditingkat Kabupaten maupun ke tingkat Proipinsi dan Nasional.

Secara individu silakan saja memberikan dukungan, tapi atas nama kelompok janganlah ada pernyataan mendukung salah satu dari sekian banyak caleg. Hal ini selain mengurangi munculnya keresahan ditengah-tengah kehidupan masyarakat, juga dituntut sebuah kesadaran masyarakat untuk tidak menyalahgunakan organisasi kelompok masyarakat ini, untuk kepentingan sesaat saja. Jadikanlah Ormas yang bernuansa Islam ini, untuk mempererat hubungan silatuhrahmi antar masyarakat dan untuk peningkatan serta perbaikan ibadah kepada Allah Swt.405

Selasa, 10 Maret 2009


Solok Selatan,


Keberadaan Kantor Perpustakan dan Arsip yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, tentang Organisasi Perangkat Daerah yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008, tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Inspektoran dan Badan Perencanaan Pembangunan dan Penanaman Modal Daerah serta lembaga tekhnis Daerah Kabupaten Solok Selatan pada tanggal 12 Januari 2009, hendaknya dapat menjadi mitra kerja khususnya Dinas Pendidikan dan Instansi tekait lainnya.

Mitra kerja ini, menurut Kepala Kantor Perpustakan & Arsip Kabupaten Solok Selatan Yulharnis, SH,MM didampingi Kasub TU Syafnil, S.Sos setidaknya dalam upaya dukungan Pemerintah untuk mengakomodasi keterbatasan instansi pendidikan dan instansi terkait lainnya dalam melayani masyarakat, khususnya bibidang ketersediaan bahan bacaan.

Kuatnya dukungan dari Kantor Perpustakaan & Arsip ini mendukung pelayanan ketersediaan berbagai kebutuhan masyarakat dibidang bacaan dan berbagai informasi kearsipan tersebut, baru-baru ini atas upaya Bupati Solok Selatan ke Pemerintah Pusat. Kantor ini telah mendapat bantuan mobil pustaka keliling dan perpustakaan nasional Repolik Indonesia yang diserahkan secara resmi oleh kepala Perpustakan Nasional RI kepada Pemprov Sumbar pada tanggal 6 Februari 2009 di Jakarta.

Sedangkan kepada Kantor Perpustakaan & Arsip Solok Selatan mobil tersebut diserahkan oleh Gubernur Sumbar yang diwakili oleh Sekda Prov Sumbar Drs. Asrul Syukur kepada Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Solok Selatan Yulharnis, SH. MM pada acara Hut Satpol PP ke 59 tanggal 3 Maret 2009 lalu dilapangan Pramuka Luak Kapau, Kecamatan Pauah Duo Kabupaten Solok Selatan.
.
Bahkan Kantor Perpustakaan & Arsip Solok Selatan menurut Kasubag TU Kantor tersebut Syafnil, S.Sos telah mengusung slogan utama, banyak membaca, banyak pengetahuan, kurang membaca, kurang pengetahuan. Artinya orang yang kurang pengetahuan adalah orang yang dekat dengan kebodohan dan masuk dalam perangkap kemiskinan. Arsip adalah jati diri suatu bangsa, bangsa yang tidak punya arsip berarti bangsa yang tidak punya jati diri, demikian Syafnil.405.

Senin, 09 Maret 2009



Pencarian Duo Orang Hilang Di Bukit Barisan Perlu dukungan serius Pemda Solok Selatan dan Pemda Propinsi Sumbar terutama Tim SAR

Solok Selatan
,
Hingga saat kini dua orang warga Kenagarian Pakan Rabaa Tangah Zulkifli (47) dan Syaiful (40) yang berpisah dengan tujuh orang rekannya yang selamat Minggu (23/2) hingga kini belum tahu nasibnya.

Hilangnya dua warga Pakan Rabaa Tangah Kecamatan KPGD Kabupaten Solok Selatan, sebelumnya berjumlah 9 orang pergi mencari ikan ke Batang Lengayang. Dari Solok Selatan menuju lokasi Batang Lengayang tersebut harus melewati bukit barisan dengan jarak tempuh 2 hari berjalan.

Meski tim Sar bentukan Kabupaten Solok Selatan telah berupaya mencarinya selama satu hari dalam rimba, dan dari pihak keluarga telah tiga kali pula mengarungi rimba membawa rombongan masyarakat untuk mencarinya, hingga kini nasib dua orang tesebut belum ada kepastian.

Sebagaimana yang telah diberitakan Koran ini Selasa (24/2) dan Rabu (25/2) dua minggu lalu, dua orang yang hingga kini belum diketahui nasibnya itu, menurut penuturan rekan-rekannya yang selamat dihadapan Bupati Solok Selatan Drs. H. Syafrizal, J. M. Si, Camat KPGD Drs. Firmansyah, dan Muspika Kecamatan KPGD di aula kantor Camat KPGD Minggu (22/2), ketika itu dikatakan, mereka berpisah karena tidak mampu lagi untuk menuruti kemauan Zulkifli dan Syaiful yang ingin melanjutkan perjalanan pulang dengan melewati bukit. Tujuh orang yang selamat tersebut beralasan kerena satu orang dari rombongan tersebut tidak mampu lagi untuk melanjutkan perjalanan, apalagi untuk mendaki bukit.

Sementara itu, penuturan Mun (42) adik kandung Zulkifli kepada Singgalang Sabtu (7/3) di rumah orang tua mereka di Batang Lolo Pakan Rabaa, dikatakan, bahwa ia baru saja turun dari mencari dan menelusuri jejak kakaknya ke tempat perpisahan terakhir sebagaiman yang telah dikatakan tujuh rekannya yang selamat. Tidak satupun tanda atau jejak rintisan jalan yang bisa mempertemukan mereka. Satu hal yang baru ia temukan adalah sarang golok milik kakaknya dan satu penggorengan (kuali).

Mun yang didampingi istri Zulkifli Gusmaini (42) dan sanak keluarga, lebih lanjut bertutur, mereka berharap ada upaya serius Pemda Solok Selatan untuk mencari Zulkifli dan Syaiful. Selain itu, ia juga minta kepada pihak yang berwajib untuk bias mencari kepastian tentang benar tidaknya kakak mereka ditinggal. Mun, menilai. Penjelasan Alam salah seorang dari tujuh orang yang selamat, ketika menceritakan awal perpisahan diduga tidak sesuai dengan yang dicerita sebelumnya saat menelpon Sabtu (21/2) ada pertikaian.

Lain harapan Mun adik Kandung Zulkifli, lain lagi harapan Len istri Syaiful. Ia sangat berharap dukungan dari berbagai pihak untuk bisa menemukan suami tercintanya. Selain ia satu-satunya tulang punggung keluarga, ia dengan Syaiful juga baru saja menikah.

Sedangkan, salah seorang anggota Tim Sar Pemda Solok Selatan Armansyah kepada Singgalang menuturkan, hasil pencarian tim saat turun dulu memang tidak maksimal. Selain saat itu cuaca yang buruk, ketersediaan bahan tim juga sangat terbatas. Maka hasil dari tim ini tidak maksimal dan belum membuahkan hasil. Laporan tim Sar, menurut Armansyah telah pula disampaikan kepada Pemda Solok Selatan secara tertulis.

Sementara itu, Wali Nagari Pakan Rabaa Tangah Jasriman kepada Singgalang di kediamannya mengatakan bahwa kemampuan pemerintahan nagari hanya bisa memberi bantuan beras raskin untuk dua keluarga. Selain itu juga telah membantu anggota tim Sar dari Nagari biaya sebesar 1 Juta untuk berbagai keperluan. Sedangkan Camat KPGD Drs. Firmansyah kepada Singgalang mengatakan, bahwa tindak lanjut hasil Tim Sar ini menunggu petunjuk dari Pimpinan.Afrizal Amir (405)

-----------------------------------------------------------------

Berbagai Dugaan Timbul, Hilangnya Dua Orang Warga Solok Selatan di Bukit Barisan / Hutannya Mande Rubia

Solok Selatan
,
Hilangnya (Zulkifli dan Syaiful) dua orang warga Pakan Raba Tangah Kecamatan KPGD Kabupaten Solok Selatan, menambah cacatan orang hilang di hutan bukit barisan tersebut menjadi tiga orang . Sebagaimana yang dituturkan Wali Nagari Pakan Rabaa Tangah Jasriman, pada April 2008 salah seorang warganya bernama Si Pur juga hilang hingga sekarang tidak diketahui nasibnya.

Penuturan istri Si Pur sebagaimana yang ditirukan Jasriman, sebelumnya dua orang warganya, seperti biasa pergi memotong karet (menyadap karet) di bukit Lompatan. Ketika itu, Si Pur memisahkan diri dari istrinya untuk merambah tidak jauh dari istrinya yang sedang memotong. Ketika hendak pulang, istri si Pur tidak berhasil menemui suaminya, dan pulang sendiri.

Ketika itu, pihak Pemerintahan Nagari dan Kecamatan telah pula berupaya untuk mencari ke hutan tersebut, namun karena banyak keterbatasan akhirnya pecarian dihentikan tanpa membuahkan hasil.

Sekarang medio Pebruari 2009 kembali dua warga Pakan Rabaa Tangah hilang. Telah pula turun tim Sar Solok Selatan, dan tim bentukan keluarga yang hilang, dengan biaya masing-masing pula. Namun nasib yang hilang itupun hingga kini Selasa (10/3) belum juga titik terangnya.

Berbagai dugaanpun mucul atas kehilangan warga Pakan Rabaa tersebut, seperti penuturan Wali Nagari Pakan Rabaa Tangah Jasriman, diperkirakan warganya tersebut hilang ditengah hutan karena tersesat tidak tahu jalan. Ada juga kemungkinan terbawa oleh penghuni hutan (sejenis jin).

Masih menurut Jasriman, bahwa bukit tempat lalu lalang orang pergi mencari ikan ke Batang Lengayang tersbut kuat dugaan juga termasuk bukit Mande Rubia. Jadi bisa jadi Zulkifli dan Syaiful tersesat ke istananya Mande Rubia dan tidak tau lagi jalan keluar. Diakuinya juga, bahwa hutan sangat banyak kiramatnya, jika manusia tidak berpandai-pandai bertutur dan bertingkah dihutan.

Salah serorang warga Jorong Mudiak Rambutan Nagari Pakan Rabaa Tangah Jun, kepada Singgalang Sabtu (7/3) mengatakan, bahwa dari hasil penglihatan orang pintar (dukun-red), dua orang yang hilang Zulkifli dan Syaiful tersebut saat sekarang masih hidup. Mereka berdua tersesat di sebuah danau yang ada di bukit Palapa.

Makanya dari pihak keluarga yang hilang saat sekarang sedang mencari lansung arah ke situ. Mudah-mudahan saja semua penglihatan orang pintar tersebut bisa menentukan kepastian dua orang yang hilang tersebut.Afrizal Amir.

Jumat, 06 Maret 2009


Solok Selatan,
Jarak tempuh yang jauh dan sulit, tidak mengurangi kebersamaan para kepala sekolah dasar yang tergabung dalam Gugus 4 di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Pauh Duo untuk melakukan berbagai aktifitas gugus.

Sebagaiman yang dituturkan oleh Kepala SD Negeri 10 Bulantiak Rafendi Yuzuar, S.Pd didampingi Kepala. SD Negeri 01 Ahmad Khatib, S.Pd, Kepala SD Negeri 08 Masrinal, S.Pdi dan Kepala MIN Batu Bajarang Marwisnal, S.Pd kepada Singgalang baru-baru ini di Bulantiak saat melaksanakan kegiatan Tri Out Kecamatan, sekolah mereka satu sama lainnya berjarak cukup jauh. Tapi karena mereka sudah terkelompok dalam suatu Gugus, maka berbagai kegiatan tetap dapat terlaksana.

Berkaitan dengan semangkin dekatnya pelaksanaan UAS BN, berbagai persiapanpun telah dilaksanakan, baik secara gugus (kelompok) maupun kegiatan masing-masing sekolah yang ada di gugus 4. Kegiatan kelompok untuk persiapan Ujian Akhir Sekolah, menurut Rafendi Yuzuar adalah melaksanakan kegiatan kursus terpadu yang dipusatkan di SD Negeri 10 Bulantiak.

Sementara itu, Ahmad Khatib dan Marwisnah menyatakan pula, bahwa disekolahnya telah diterapkan pembahasan soal-soal ujian yang dibuat oleh masing-masing guru kelas juga menjadi kewajibatan dilaksanakan. Dilakukannya hal ini, berkaitan dengan standar pendidikan saat sekarang yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pelaksanaan dan persiapan ujian akhir sekolah tahun ini, memang sangat membutuhkan ekstra kerja dari para guru kelas VI dan Kepala Sekolah, kalau tidak, maka anak-anak yang akan mengikuti ujian akhir sekolah akan menghadapi kesulitan, demikian Rafendi Yuzuar yang diamini oleh Kepala Sekolah lainnya.405

Solok Selatan,
Guna menyeimbangi kondisi saat sekarang yang serba sulit dan penuh persaingan di era globalisasi ini, kepada seluruh tenaga pendidik dilingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Sungai Pagu diharapkan mampu untuk memainkan perannya, khususnya dilingkungan tempat kerja dan tempat tinggal.

Peran guru tidak hanya dituntut untuk mampu melahirkan generasi yang berpendidikan ilmu umum saja kata Camat Sungai Pagu Y Sastra Jhon, akan tetapi perlu juga melahirkan lulusan sekolah yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia. Untuk itu, momentum Peringatan Maulud Nabi Muhammad, SAW tahun 1430 H / 2009 M ini, hendaknya dapat pula dijadikan sebagai hari untuk mengkoreksi diri kita masing-masing sebagai bagian dari mahkluk Tuhan yang telah lahir kemuka bumi ini.

Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW menurut Y Sastra Jhon dapat juga dijadikan sebagai suatu renungan untuk melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik. Satu hal yang diingatkan Sastra Jhon, kita lahir dari seorang ibu, sudah seberapa jauh kita memberikan bakti diri kepada ibu tersebut. Jika masih kurang, mari diperingatan hari kelahiran Nabi Muhammad yang menjadi suritauladan kita dapat pula dijadikan intropeksi diri untuk berbakti kepada ibu. Terutama untuk ibu pertiwi ini

Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dan seluruh Kepala Sekolah SD dilungkungan UPTD Pendidikan Sungai Pagu di Masjid Baitul Rahman Batang Lawe, dihadariri Kakandepag Solok Selatan yang diwakili Kasi Mapenda yang sekaligus penceramah Maulud H. Zulkifli, S.Ag. MM, Ka. UPTD Ibnu Abas, S.Pd, Ka. KUA Sungai Pagu Novri Hutri, S.Ag, serta seluruh pengawas TK/SD dan Kepala SD se Sungai Pagu.

Kasi Mapenda Depag Solsel H. Zukkifli, S.Ag, MM dalam hantaran ceramahnya memberikan 4 contoh yang harus dilakukan oleh umat muslim dikehidupan sehari-hari dalam rangka meneladani Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Kepada UPTD Pendidikan Kecamatan Sungai Pagu Ibnu Abas, S.Pd, saat itu, mengingatkan para Kepala Sekolah untuk dapat mengimplementasikan kepribadian dari Nabi Muhammad yang telah diterima dari ajaran Al-Quran dan Hadist, untuk kehidupan sehari-hari dan untuk melahirkan generasi di Sungai Pagu, khususnya tamatan Sekolah Dasar.405

Pelantikan Pejabat Eselon IV Dilingkungan Kec. Sungai Pagu


Sungai Pagu,
Kesiapan Aparatur Pemerintahan sebagai pelayan masyarakat di Kabupaten Solok Selatan pada umumnya, kecamatan pada khususnya sudah mulai memperlihatkan perubahan menuju perbaikan. Meski secara umum tenaga (pegawai-red) dilingkungan Pemda Solok Selatan saat sekarang masih kurang, namun untuk melayani masyarakat tidaklah harus menunggu banyaknya pegawai di Pemda yang baru berumur lebih kurang lima tahun ini.

Ungkapan itu disampaikan Camat Sungai Pagu Y. Sastra Jhon pada acara pelantikan pelantikan Pejabat Eselon IV dilingkungan Pemerintahan Kecamatan Sungai Pagu Jumat (6/3) di Aula Kantor Camat Sungai Pagu di Pasir Talang. Hadir pada acara tersebut Kepala Unit Pengelolah Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Sungai Pagu Ibnu Abas, S.Pd, Pimpinan Instansi, Kepala Sekolah dilingkungan Kecamatan Sungai Pagu.

Camat Y Sastra Jhon atas nama Bupati Solok Selatan Syafrizal,J, saat itu melantik M. Sabir, BA sebagai Kasubag Adminitrasi (sebelumnya Kasi Pendidikan Ktr Camat), Ratna Nilam sebagai Kasi Sosial Kesra & Pendidikan Ktr. Camat (sebelumnya Kasi Pemberdayaan Sosial Dinas Sosnakertrans), dan Yusmawarti sebagai Kasi Pemberdayaan Masyarakat Ktr. Camat (sebelumnya Staf Ktr. Camat Sungai Pagu).

Kesempatan itu, atas nama Bupati Solok Selatan, Y. Sastra Jhon juga mengingatkan seluruh aparatur pemerintahan di lingkungan Kecamatan Sungai Pagu untuk dapat pula menyikapi kondisi saat sekarang. Apalagi dalam waktu 32 hari lagi pelaksanan Pemilu akan dilaksanakan. Sudah barang tentu berbagai permasalahan akan terjadi ditengah-tengah masyarakat. Tugas ini adalah tugas kita bersama untuk mengatasinya.

Maka sebelum permasalahan terjadi, kepada seluruh instansi pemerintahan di Kecamatan Sungai Pagu harus mampu menjadi mediator dan menjadi pegawai (aparatur pemeritahan-red) yang pro aktif menyikapi kondisi yang terjadi. Kata kunci kesuksesan Pemilu nanti adalah perlunya dukungan seluruh pihak dan perlunya mengutamakan koordinasi bertingkat, demikian Y Sastra Jhon.405

Minggu, 01 Maret 2009

Penyerahan Beasiswa & U.Bendera Bupati di SMA Negeri I Solsel 2-03-09


Solok Selatan,

Tidak ada lagi saat sekarang kata yang mengatakan tidak melanjutkan pendidikan dan kata malas untuk belajar. Karena, selain kita sebagai manusia akan sangat berharga dimata Dunia dan dimata Tuhan jika memiliki ilmu. Juga saat sekarang, kesempatan untuk mengenyam pendidikan tersebut oleg Pemerintah telah tersedia hingga kepelosok nagari

Tidak hanya itu, berbagai dukungan dana untuk kelengkapan proses pembelajaran yang telah disediakan oleh Pemerintah sebesar 20 % pada APBN maupun pada APBD. Para siswa juga telah mendapat dukungan dana bea siswa, baik bea siswa yang telah dianggarkan oleh Pemda, maupun yang disalurkan oleh dari berbagai pihak swasta lainnya.

Untuk itu, Bupati Solok Selatan Drs. H. Syafrizal, J. M.Si, berharap kepada seluruh pelajar di Solok Selatan untuk dapat belajar serius dan penuh semangat, dehingga berhasil menjadi generasi penerus pembagunan di Solok Selatan ini. Ungkapan itu disampaikan pada Upacara Bendera Senin (2/3) di SMA Negeri I Solok Selatan.

Upacara tersebut juga dilaksanakan penyerahan bantuan Bea Siswa dari salah satu Perbankan di Solok Selatan untuk pelajar/siswa yang berprestasi di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK se Kecamatan Sungai Pagu, KPGD dan Kecamatan Pauh Duo. Turut hadir pada acara tersebut, Ketua Komisi C. DPRD Solok Selatan H. Syukrial Syukur Dt. Majo Basa, Kadis Pendidikan Solok Selatan Fidel Efendi, S.Pd, MM, Dewan Komite Sekolah Ir. Noviar Dr. Rajo Indah, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemda Solok Selatan, para orang tua dan siswa yang mendapat bantuan beasiswa.

Bicara masalah adanya bantuan dari pihak swasta untuk pelajar/siswa berprestasi dan siswa kurang mampu di Solok Selatan, menurut Syafrizal merupakan salah makna dari slogan “ Manaruko Basamo “’. Dimana, kita bekerja dan berusaha secara bersama-sama (Pemerintah dan pihak swasta-red) adalah dalam rangka mencerdaskan anak-anak kita.

Sehingga hasil dari pendidikan tersebut akan melahirkan lulusan yang bermutu dan berkualitas, serta dapat pula menjadi pelanjut kegiatan pembangunan dimasa datang, demikian Syafrizal.

Sementara itu, Kadis Pendidikan Solok Selatan Fidel Efendi selesai kegiatan tersbut mengatakan, dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia melalui proses pendidikan yang bermutu disetiap jenjang pendidikan. Sektor pendidikan cukup mendapat porsi biaya pendidikan yang cukup. Seperti tahun 2006 sektor pendidikan mendapat dukungan dana sebesar 35 Milyar, tahun 2007 mendapat 58,5 Milyar dan pada tahun 2008 mencapai Rp. 70 milyar. Sedangkan pada tahun 2009, sesuai dengan aturan, sector pendidikan mendapat dukungan dana sebesar 20 % dari APBN/APBD.

Sementara itu, dukungan beasiswa yang diserahkan oleh Bupati Solok Selatan Syafrizal menurut Fidel Efendi adalah dukungan beasiswa dari Bank Nagari yang berjumlah sebesar Rp. 120 Juta, yang diperuntukan, bagi 150 orang siswa SD, 30 orang siswa SMP dan 158 orang siswa tingkat SLTA.405